Minggu, 11 April 2010

CAFTA Hanya Tingkatkan Ketergantungan RI

Sumber :http://bataviase.co.id

Pemberlakuan kawasan perdagangan bebas China dan ASEAN (China-ASEAN Free Trade Area/ CAFTA) hanya akan meningkatkan ketergantungan Indonesia pada barang impor.

Dampak pemberlakuan CAFTA juga akan menggilas basis perekonomian Indonesia, yakni pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di sektor produksi.Demikian dikatakan ekonom UGM Ichsanuddin Noorsy dan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa secara terpisah di Jakarta, Senin (8/3). Turut mengomentari masalah dampak pemberlakuan CAFTA terhadap UMKM ini Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Fauzi Aziz.

Ichsanuddin Noorsy mengatakan, serangan produk impor asal China akan menjadikan Indonesia makin terpuruk di masa mendatang. Kebangkrutan industri manufaktur, khususnya skala UMKM, akan menjadi kenyataan yang dapat dilihat akibat diberlakukannya CAFTA sejak awal 2010 lalu. Produk UMKM seperti garmen, makanan, dan minuman olahan, serta produk konsumsi lainnya akan tergilas produk impor asal China yang jauh lebih murah dan berkualitas."Jangan pernah berharap untuk memenangi peperangan dagang dengan China. Sebab, jika diukur dari segi mana pun, Indonesia belum siap, khususnya industri dan UMKM. Kebijakan Pemerintah China selama ini memang menguntungkan dunia usahanya untuk meningkatkan daya saing. Termasuk UKM-UKM di China yang sudah menggunakan teknologi canggih dan difasilitasi penuh oleh pemerintahnya," kata Ichsanuddin yang juga pengamat kebijakan publik.

Selama ini, atau sebelum diberlakukannya CAFTA, kalangan UMKM berjuang sendiri untuk mengisi pangsa pasar dalam negeri yang sebenarnya sudah dibanjiri produk China. Namun, eksistensi produk UMKM di pasar dalam negeri terus tergerus seiring dengan meningkatnya arus barang impor dari China."Pelaku UMKM jangan berharap kebijakan yang menguntungkan dari pemerintah. Apalagi pemerintah yang mempunyai pemikiran liberal. Karena itu, pelaku usaha, khususnya UMKM memang ditakdirkan untuk terus-menerus berjuang sendiri," ucapnya.Maraknya produk China dengan kualitas baik dan harga terjangkau ini, lanjutnya, sudah menjadikan masyarakat konsumen mengalami ketergantungan. Jika dibiarkan, tingkat ketergantungan konsumen atas produk China ini akan terus meningkat, sementara di sisi lain industri nasional dan pelaku UMKM sudah gulung tikar.

Akibatnya, posisi tawar produk China terus tinggi. Bahkan menguat seiring diberlakukannya CAFTA. Tentunya kondisi ini sangat disukai oleh pihak China dan di ASEAN ada Singapura yang memang tidak ingin Indonesia maju. Singapura senang jika basis ekonomi Indonesia, yakni UMKM, terpuruk dan hilang di telan zaman," ucap Noorsy.Lebih jauh dia menjelaskan, pengarahan pada peningkatan ketergantungan terhadap barang impor yang dilakukan pemerintah saat ini, akibat tidak adanya kedaulatan ekonomi dari kebijakan yang ada. Hilangnya kedaulatan moneter dan banyaknya pengkhianat yang mengaku nasionalis justru menjatuhkan perekonomian bangsa sendiri.adi jangan salahkan bangsa atau orang lain jika perekonomian Indonesia di obok-obok lewat pasar bebas. Kebijakan neoliberal adalah bentuk nyata dari awal kehancuran perekonomian nasional," tuturnya.

Sementara itu, Erwin Aksa mengatakan, Indonesia saat ini berada di persimpangan antara kejayaan atau kemunduran di bidang perekonomian. Kian lama, Indonesia hanya dimanfaatkan oleh globalisasi dan ini ditandai dengan kemandirian yang semakin tergerus.Dalam hal ini, Indonesia tidak memunyai banyak waktu untuk menentukan pilihan. Padahal begitu banyak yang perlu segera dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dalam globalisasi, khususnya dalam hal daya saing perekonomian, efektivitas pemerintahan, dan pemerataan tingkat kesejahteraan masyarakat Peningkatan daya saing merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi, khususnya untuk produk industri manufaktur serta UMKM. "Selama ini biaya produksi UMKM, bunga untuk UMKM, seharusnya tidak lebih dari 18 persen. Tapi, sekarang masih 22 persen. Bagaimana produk UMKM bisa bersaing dengan barang impor dari China," katanya.

Dengan turunnya suku bunga perbankan, maka diharapkan kegiatan UMKM bisa semakin cepat tumbuh dan kontribusi terhadap perekonomian nasional juga meningkat Apalagi kontribusi UMKM tahun lalu sekitar 45 persen (Rp 2.000 triliun) ctan tahun 2010 ini seharusnya bisa mencapai Rp 3.000 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Untuk itu, perbankan diharapkan bisa membuka akses lebih terhadap pengusaha UMKM agar pertumbuhannya dapat lebih besar.Di tempat terpisah, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Fauzi Aziz mengatakan, seiring pemberlakukan CAFTA, produk UMKM, khususnya sektor produksi (industri), harus bisa memenuhi standar dan tingkat presisi yang ditetapkan. Tentunya ini tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi mutakhir dalam permesinannya.Menurut dia, dengan dukungan teknologi dan permesinan yang memadai, maka UMKM bisa memproses pengolahan produk lebih efisien. Untuk itu, diperlukan dukungan secara komprehensif dari lintas-kementerian/ lembaga

negara serta BUMN untuk membina UMKM menjadi produsen yang andal. Tentunya bisa menciptakan produk yang murah dan berkualitas sehingga bisa bersaing dengan produk impor Yang penting, kita bicara keterkaitan antarinstansi atau pihak terkait Ini karena kita bicara masalah standar, presisi, dan teknologi yang diusung UMKM. Ini yang harus dibangun dan dikembangkan. Memang harus ada revitalisasi yang selektif untuk UMKM, namun pembinaannya dilakukan secara komprehensif mulai dari pembiayaan, proses produksi hingga pemasaran. UMKM di sektor agroindustri, produk tekstil, serta makanan dan minuman akan bisa bersaing jika dibina dengan baik," ucapnya.

Grand Strategi perikanan



DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SIAPKAN 4 GRAND STRATEGI PERIKANAN
Sumber : http://www.pemkomedan.go.id

Terkait visi baru Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yang mengupayakan Indonesia menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada 2015 mendatang, DKP menciptakan empat grand strategy yang sebagai The Blue Revolution Policies.

Demikian dikatakan Dirjen Perikanan Tangkap Dedy Heryadi Sutisna melalui kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Soen’an H Purnomo, dalam siaran persnya pagi ini terkait kunjungan kerja yang dilakukan menteri Kelautan dan Perikanan hari ini di Medan.

“Empat grand stratagy tersebut yakni pertama memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, kemudia mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Ketiga meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, dan terakhir memperluas akses pasar domestik dan internasional,” sebut Heryadi.

Berdasarkan empat kebijakan tersebut, urainya, DKP terus berupaya mendorong para nelayan melakukan pengembangan armada skala kecil dan menengah sehingga dapat melakukan penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas. Langkah tersebut dapat mengurangi kepadatan penangkapan ikan di berbagai WPP yang sudah jenuh serta sebagai upaya terciptanya pengelolaan sumber daya ikan berkelanjutan.

Untuk mewujudkannya, lanjut Dirjen, DKP memprogramkan restrukturisasi armada kapal perikanan nasional sehingga mampu memanfaatkan sumber daya ikan (SDI) di laut lepas, melalui rasionalisasi, nasionalisasi dan modernisasi.

“Mendorong nelayan untuk dapat melakukan penangkapan di ZEE tentunya membutuhkan pengembangan infrastruktur pelabuhan berstandar internasional dengan armada penangkapan yang gross tonase-nya lebih besar (>30 GT).

“Karena itu, pelabuhan tidak hanya sebagai tempat sandar kapal, tapi juga harus memiliki fungsi strategis lain sehingga mempunyai dampak ganda (multiplier effects) bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya, termasuk pendapatan asli daerah (PAD), dan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Dijelaskan Dirjen, menilik data statistik 2007 - 2008, produksi perikanan tangkap di laut terus meningkat, Jika 2007 sebanyak 4,73 juta ton, 2008 meningkat menjadi 4,86 juta ton.

Begitu juga dengan jumlah kapal penangkapan ikan segala ukuran pada tahun 2007 sebanyak 590.314 sedangkan pada tahun 2008 menjadi 590.380. Sementara jumlah nelayan perikanan tangkap di laut juga meningkat dari 2,75 juta jiwa menjadi 2,77 juta jiwa.

Seiring beragam fungsinya kegunaan pelabuhan termasuk berkembangnya tugas-tugas DKP sebagai pelaksana fungsi pelabuhan perikanan, papar Dirjen, pihaknya kini juga memperluas fungsi pelabuhan. Yakni, sebagai fasilitasi produksi, penanganan dan pengolahan, pengendalian dan pengawasan mutu serta pemasaran hasil perikanan di wilayahnya.

Bahkan, pelabuhan juga memiliki fungsi melakukan pembinaan masyarakat nelayan, pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan, kelancaran kegiatan kapal perikanan, pengumpulan data dan informasi publikasi hasil riset, pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari, serta melakukan pengendalian lingkungan (K3, kebakaran, pencemaran).

Dalam mendukung tugas dan fungsi tersebut, kata Dirjen, DKP kini berupaya mendorong pengembangan pelabuhan perikanan khususnya di daerah yang potensial dan lingkar luar Indonesia, menerapkan port state measure, mengembangkan basis data dan informasi perikanan di pelabuhan perikanan, dan meningkatkan kualitas pelabuhan perikanan UPT daerah.

“Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan penangkapan di laut terluar dapat dilaksanakan sebagai upaya besar pengelolaan perikanan berbasis wilayah,” tandasnya

AnalisiS Strategi Penjualan Pada Carefour



Carrefour CSR
Komitment Carrefour Indonesia dalam Peningkatan kesejahteraan Masyarakat Indonesia

CARREFOUR RESMI LUNCURKAN BBM

Keuntungan Bagi Pelanggan dan Kesempatan Bagi Pemasok
Jakarta, 31 Maret 2010. Carrefour Indonesia secara resmi meluncurkan program BBM (Benar-Benar Murah) di Carrefour Seasons City, Jakarta. Untuk saat ini, terdapat 12 jenis produk dengan harga jual 30% lebih murah dari harga merk nasional dan tentunya tanpa mengurangi kualitas produk tersebut. BBM diterapkan di semua gerai Carrefour di Indonesia mulai tanggal 31 Maret 2010. Program yang baru pertama ada di Indonesia ini sengaja diluncurkan Carrefour untuk membuktikan eksistensi produk asli Indonesia ditengah maraknya produk impor yang masuk ke Indonesia.
Program BBM merupakan program permanen Carrefour dan bukan merupakan program promosi bulanan. Hal ini ditegaskan Irawan Kadarman, Corporate Affairs Director PT. Carrefour Indonesia saat peluncuran program BBM. “Kami sudah cukup lama melakukan berbagai persiapan untuk meluncurkan BBM. BBM memang kami siapkan sebagai program permanen dan bukan merupakan program promosi bulanan seperti yang selama ini biasa dilakukan gerai pasar modern. Setelah peluncuran 12 produk BBM inipun kami terus melakukan kajian sehingga kelak jumlah jenis produk BBM terus bertambah, tidak hanya 12 produk,” jelas Irawan.
BBM dirancang untuk menguntungkan semua pihak. “Pelanggan kami akan diuntungkan karena membeli produk berkualitas dengan lebih murah. Carrefour menjamin kepuasan pelanggan. Bila pelanggan tidak puas maka 100% uangnya akan kembali. Pemasok pun mendapat keuntungan berlipat karena kesempatan untuk meningkatkan penjualan terbuka lebar termasuk pemasok UKM yang turut serta dalam program BBM ini. Bahkan kami tidak memasukkan produk fresh yang menjadi kekuatan pedagang pasar tradisonal ke dalam BBM. Jadi program ini sedemikian rupa dirancang untuk menguntungkan semua pihak,” tambah Irawan.
Selain membuktikan eksistensi produk asli Indonesia, BBM diharapkan dapat membantu daya beli masyarakat yang ditengarai sedang turun akibat berbagai hal termasuk imbas krisis ekonomi global. Seluruh produk BBM merupakan produk yang berdasarkan data internal Carrefour merupakan produk paling dicari oleh pelanggan. “Produk BBM bukan merupakan produk tidak laku yang dijual murah, tapi produk ini telah dibuktikan sebagai produk paling laku di seluruh gerai Carrefour. Contoh produk beras, kami sampai menyediakan 2 jenis beras di BBM, setra ramos dan pandan wangi, karena memang 2 beras ini adalah beras yang paling dicari, demikian pula dengan minyak goreng, air mineral dan deterjen” kata Irawan.
Produk lain yang termasuk program BBM selain beras adalah minyak goreng, air mineral dan deterjen adalah kecap manis, tissue untuk muka, tissue gulung, kapas, abon sapi, sosis sapi dan nugget ayam. Semua produk yang termasuk BBM telah diberi petunjuk label BBM berlatar belakang oval kuning dengan 2 ibu jari di pojok kiri bawah. Saat ditanya bagaimana bila ada kompetitor yang meniru program ini? Irawan mempersilahkan saja selama tidak merugikan masyarakat terutama para pemasok yang selalu dipandang Carrefour sebagai mitra usaha.
Terakhir, Irawan mengingatkan kepada seluruh pelanggan untuk waspada terhadap penipuan undian pihak lain yang mengatasnamakan Carrefour. “Kelak sinergi antara Carrefour dan seluruh rakyat Indonesia akan semakin kuat, nah sinergi yang sudah bagus ini kembali dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan penipuan perkedok pemenang undian dengan mengatas namakan Carrefour. Akhir-akhir ini penipuan kembali marak terjadi. Kami mohon pelanggan lebih waspada. Konfimasikan langsung dengan mendatangi gerai Carrefour terdekat untuk melaporkan bila mendapatkan surat atau telepon yang menyatakan anda sebagai pemenang undian atau diminta transfer sejumlah uang sebagai biaya pemenang undian. Kunjungi langsung gerai kami, jangan menelepon, karena semua nomor yang ada di surat itu adalah milik si penipu,” tegas Irawan.

Senin, 05 April 2010

CAFTA

Jakarta - Pelaksanaan perjanjian kawasan perdagangan bebas China-Asean alias China -ASEAN Free Trade Area (CAFTA) harus dibarengi dengan politik ekonomi pemerintah yang jelas dan tegas, khususnya untuk membangun daya saing dari keuntungan kompara- tif menjadi keuntungan yang kompetitif.

NERACA

Disisi lain, pemerintah harus fokus mengembangkan industri berbasis teknologi untuk mempertahankan dan membangun daya saing produk dalam negeri guna menghadapi CAFTA. Demikian benang merah dari seminar bertema Great Solution in CAFTA era Trust Your Intuition and Explode Creativity yang diselenggarakan PPM Manajemen di Jakarta, Rabu (17/2).

Dari sisi populasi CAFTA merupakan FTA terbesar di dunia Indonesia sebagai anggota Asean dengan penduduk paling besar bisa dipastikan akan menjadi sasaran utama bagi produk-produk China. Kondisi ini cenderung bakal menempatkan Indonesia dalam posisi sebagai pasar, sehingga dikhawatirkan kurang dapat memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia.

Padahal, sebelum CAFTA diberlakukan saja, pasar domestik Indonesia sudah dibanjiri produk-produk China. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa banjir produk murah dari China menyebabkan pangsa pasar usaha tekstil dan produk terkait (TPT) domestik turun dari 57% pada tahun 2005 menjadi 23% pada tahun 2008. "China merupakan ancaman bagi Indonesia," kata ekonom dari Manajemen PPM, Dr. Pepey Riawati Kurnia, MM.

Ia menjelaskan, China dapat leluasa menjual produk ke Indonesia karena berani menawarkan harga yang jauh lebih murah ketimbang produk domestik. Menurut Pepey, Masyarakat jangan terlalu terlena dengan keadaan yang sekarang. "Indonesia saat ini memerlukan Entrepreneur atau Wirausaha sejati untuk menangkis serbuan produk China ke Indonesia. Namun jika kita punya seorang entrepreneur, apakah pemerintah juga akan mensupport?? tanyanya.

Pepey mengakui, saat ini negara kita terdapat kekurangan untuk bersaing di ASEAN khususnya China, yaitu 4 P, Product, Place, Price, dan Promotion. Walaupun demikian, CEO PT Datascrip, Joe Ramdani mengatakan, Indonesia masih mepunyai kekuatan, yang salah satunya sumber daya alam yang tersedia. Dengan kekuatan tersebut, Ia berharap ancaman terhadap barang-barang domestik yang tidak mampu bersaing dengan barang-barang CAFTA, dapat sedikit menolong.

"Seharusnya pemerintah menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif," kata Joe. Selain itu pemerintah juga perlu memasarkan Indonesia dari segi budaya, pariwisata, sumber daya manusia, dan juga investasi. Menurutnya, pemerintah sudah terlambat 10 tahun apabila ingin bersaing dengan China. Padahal Malaysia saja, sejak 30 tahun lalu sudah memikirkan persoalan ini dengan serius. Kendari begitu, apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah, harus dijalankan tanpa melihat ada atau tidaknya CAFTA.

Di tempat terpisah, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, saat ini pembicaraan ulang perdagangan bebas China-ASEAN masih berlangsung dan belum ada kesimpulan yang didapat dari pembicaraan tersebut karena prosesnya masih berjalan. "Kita optimis dan apa yang menjadi kekhawatiran akan bisa kita atasi. Tapi ada prosesnya di mana dalam pembicaraan ulang belum ada kesimpulan yang diambil, maka kita belum bisa mengklaim keputusan apa-apa," ujarnya.

Hatta mengharapkan, pembicaraan mengenai perdagangan bebas tidak hanya terpaku pada pembicaraan ulang, karena menurut dia, ada hal yang lebih penting seperti bagaimana untuk memperkuat struktur industri nasional, tuv.